Selasa, 02 Agustus 2011

All Elegant, Large and Famous Mosque In Indonesia

All Elegant, Large and Famous Mosque In Indonesia

Mesjid adalah sebuah tempat yang berupa bangunan yang khususnya di gunakan oleh kaum Muslim atau umat Islam dalam melaksanakan Ibadah. Dikesempatan kali ini aku akan membahas tentang beberapa mesjid yang termegah, terbesar dan terkenal di Indonesia

Istiqlal Mosque, Jakarta

 Masjid Istiqlal adalah masjid yang terletak di pusat ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta. Masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Sukarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban. Pembukaan tanah 24 Agustus 1951 Tahun, selesai 22 Februari 1953, Dibuka 22 Februari 1953 dan Renovasi 22 Februari 1953 yang menelan Biaya pembangunan 7 triyun rupiah (USD 12 jutawan)

Tampak bagian mimbar mesjid

Tampak bagian dalam mesjid dilihat dari depan

Lokasi masjid ini berada di timur laut lapangan Monumen Nasional (Monas). Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai 2 kubah yang diameternya 45 meter. Mesjid ini memiliki 1 menara yang memiliki tinggi 90m. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari dua ratus ribu jamaah.
Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor Majelis Ulama Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Tidak diketahui apakah umat non-Islam dapat berkunjung ke masjid ini.
Pada tiap hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi Muhammad dan Isra dan Mi'raj presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi.

Islamic Center Samarinda Mosque, Samarinda

Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, yang merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.
Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Bangunan masjid ini memiliki sebanyak 7 menara dimana menara utama setinggi 99 meter yang bermakna asmaul husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Menara utama itu terdiri atas bangunan 15 lantai masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 meter. Sementara itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga. Jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih.
Selain menara utama, bangunan ini juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2 menara di bagian pintu gerbang setinggi 57 meter. Enam menara ini juga bermakna sebagai 6 rukun iman.
Pembangunan Islamic Center diharapkan dapat pula membangkitkan semangat kebersamaan dalam upaya menghadapi era global, selain merupakan tuntutan masyarakat untuk Samarinda memiliki sebuah sarana tempat ibadah yang memadai.

Raya Baiturrahman Mosque, Aceh

            Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid yang berada di pusat Kota Banda Aceh. Masjid ini dahulunya merupakan masjid Kesultanan Aceh.
Sewaktu Belanda menyerang kota Banda Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar, kemudian pada tahun 1875 Belanda membangun kembali sebuah masjid sebagai penggantinya.
Mesjid ini berkubah tunggal dan dapat diselesaikan pada tanggal 27 Desember 1883. Selanjutnya Mesjid ini diperluas menjadi 3 kubah pada tahun 1935. Terakhir diperluas lagi menjadi 5 kubah (1959-1968).
Masjid ini merupakan salah satu masjid yang terindah di Indonesia yang memiliki bentuk yang manis, ukiran yang menarik, halaman yang luas dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam ruangan masjid tersebut.

Al-Markaz Al-Islami Jenderal Jusuf Mosque, Makassar
 Ide awal lahir dari Almarhum Jenderal M. Jusuf yang ketika tahun 1989 menjadi Amirul Hajj (pimpinan perjalanan haji) menyampaikan keinginannya mendirikan masjid yang monumental di Makassar. Yang mendengarkan cetusan ide tersebut salah satunya adalah M. Jusuf Kalla. 

Masjid besar ini sengaja ditempatkan di Makassar bukan karena almarhum M. Jusuf berasal dari Sulawesi Selatan. Alasan tepatnya adalah, karena Makassar merupakan titik sentral kawasan timur Indonesia, dan masyarakatnya cukup agamis, terlihat dari jumlah jemaah haji yang cukup banyak dari sini. Saat awal pembangunannya, disepakati nama masjid ini adalah Al Markaz Al Islami. Seiring perkembangan waktu, nama pun berubah. Setelah digunakan selama sepuluh kali Bulan Ramadhan, Masjid Al Markaz Al Islami menggunakan nama barunya, yakni Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M. Jusuf. Penggantian nama tersebut sebagai penghargaan kepada almarhum M. Jusuf yang telah memprakarsai berdirinya masjid terbesar di Asia Tenggara.

 Masjid besar yang bernaung di bawah Yayasan Islamic Center ini mampu menampung sampai 10.000 jamaah. Keberadaannya sangat terkenal ke seluruh nusantara, bahkan hingga manca negara dengan nama Al Markaz Al Islami. Selain sebagai tempat ibadah, Al Markaz Al Islami juga menjadi pusat pengembangan dan penelitian serta pendidikan. Di sini terdapat TK Islam Al Markaz, pelatihan-pelatihan, kuliah dhuha, dan perkemahan remaja.
 Keeksotikan Al-Markaz Al-Islami Mosque diwaktu malam,,

Dian Al-Mahri Mosque, Depok

            Masjid Dian Al Mahri dikenal juga dengan nama Masjid Kubah Emas  adalah sebuah masjid yang dibangun di tepi jalan Raya Meruyung-Cinere di Kecamatan Limo, Depok. Masjid ini selain sebagai menjadi tempat ibadah salat bagi umat muslim sehari-hari, kompleks masjid ini juga menjadi kawasan wisata keluarga dan menarik perhatian banyak orang karena kubah-kubahnya yang dibuat dari emas. Selain itu karena luasnya area yang ada dan bebas diakses untuk umum, sehingga tempat ini sering menjadi tujuan liburan keluarga atau hanya sekedar dijadikan tempat beristirahat.

            Masjid Dian Al Mahri dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten, yang telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha yang kedua kalinya pada tahun itu. Dengan luas kawasan 50 hektar, bangunan masjid ini menempati luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8000 meter persegi. Masjid ini sendiri dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000 jemaah. Kawasan masjid ini sering disebut sebagai kawasan masjid termegah di Asia Tenggara.
            Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid ini terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton.
Selain itu, relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan
kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.
Secara umum, arsitektur masjid mengikuti
tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.
Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau
heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.
Pada bagian interiornya, masjid ini menghadirkan pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi guna menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna
monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang pengerjaannya digarap ahli dari Italia.

Agung Semarang Mosque, Semarang
 Masjid Agung Semarang atau Masjid Agung Jawa Tengah adalah masjid yang terletak di Sambirejo, Gayamsari, Semarang, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 2001 sampai dengan 2006. Masjid ini berdiri di atas lahan 10 hektar. Masjid Agung diresmikan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006.

Mesjid Raya Makassar, Makassar
 Masjid Raya Makassar dibangun pada tahun 1957 dan dirancang khusus oleh M Soebardjo. Masjid ini cukup bersejarah karena pada tahun 1957 pula presiden pertama Indonesia yakni Ir.Soekarno pernah melaksanakan sholat Jum’at berjamaah di masjid ini.
 Al-Quran terbesar yang berada di dalam Mesjid Raya Makassar
 Tampak bagian dalam dari Mesjid Raya Makassar yang telah mengalami Perombakan

Pada tahun 1999 Masjid ini di lakukan perombakan besar-besaran yang di prakarsai oleh Jusuf Kalla sehingga saat ini berdirilah sebuah masjid yang megah dengan arsitektur yang mewah. Masjid Raya Makassar diresmikan pada tanggal 25 Mei 1949. Masjid yang yang secara arsitektur seperti masjid di Timur Tengah ini menjadi salah satu masjid kebanggan Makassar. Masjid Raya Makassar juga memiliki dua menara yang tingginya kurang lebih 66 meter. Masjid Raya Makassar dapat menampung 10.000 jamaah ini terletak di Jalan Bulusaraung. Jika anda mampir ke Kota Makassar, jangan lupa untuk mengunjungi Masjid Raya

Mesjid Raya, Pekanbaru Riau
  Masjid Raya Senapelan atau sekarang Masjid Raya Pekanbaru pertama kali dibangun oleh Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah (1766-1780 M), dikenal sebagai Marhum Bukit, Raja ke-4 Kerajaan Siak Indrapura, sekitar tahun 1762 M. Kemudian pembangunannya diteruskan oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, Raja ke-5.Sekitar tahun 1775 Marhum Bukit memindahkan ibukota kerajaan dari Mempura Siak ke Sanapelan. Beliau wafat tahun 1780. Senapelan adalah lokasi Masjid Raya. Hal ini-merupakan cikal bakal pertama berdirinya kota Pekanbaru sejak berdirinya Masjid Raya.

Mesjid Al-Akbar, Surabaya

 Masjid Nasional Al Akbar atau biasa disebut Masjid Agung Surabaya ialah masjid terbesar kedua di Indonesia yang berlokasi di Kota Surabaya, Jawa Timur setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Posisi masjid ini berada di samping jalan tol Surabaya-Sidoarjo. Ciri yang mudah dilihat adalah kubahnya yang besar didampingi 4 kubah kecil yang berwarna biru. Serta memiliki satu menara yang tingginya 99 meter.

Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) dibangun sejak tanggal 4 Agustus 1995, atas gagasan Walikota Surabaya saat itu, H. Soenarto Soemoprawiro. Pembangunan Masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI H. Tri Sutrisno. Namun karena krisis moneter pembangunannya dihentikan sementara waktu. Tahun 1999, masjid ini dibangun lagi dan selesai tahun 2001. Pada 10 November 2000, Masjid ini diresmikan oleh Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid.
 Secara fisik, luas bangunan dan fasilitas penunjang MAS adalah 22.300 meter persegi, dengan rincian panjang 147 meter dan lebar 128 meter. Bentuk atap MAS terdiri dari 1 kubah besar yang didukung 4 kubah kecil berbentuk limasan serta 1 menara. Keunikan bentuk kubah MAS ini terletak pada bentuk kubah yang hampir menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer yang memiliki tinggi sekitar 27 meter. Untuk menutup kubah, dipergunakan sebuah produk yang juga digunakan di beberapa masjid raya seperti Masjid Raya Selangor di Syah Alam (Malaysia). Ciri lain dari masjid raksasa ini adalah pintu masuk ke dalam ruangan masjid tinggi dan besar dan mihrabnya adalah mihrab masjid terbesar di Indonesia.

          Salam
          "RizQa"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar